KANDIDAT PERUSAHAAN

Webinar Pemberdayaan Dan Kemitraan Untuk Membangun Jaringan Distribusi

24 Maret 2021 20:03 8040 KALI DIBACA 0 KOMENTAR 24 KALI DIBAGIKAN

APINDO & BPJS Ketenagakerjaan Mempersembahkan ”APINDO UMKM AKADEMI” Webinar Seri Industri Agrobisnis dengan judul PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN UNTUK MEMBANGUN JARINGAN DISTRIBUSI. Saat ini industri Agrobisnis semakin berpotensi di dalam bisnis, karena itu untuk anda yang punya bisnis di industri agrobisnis dalam webinar ini akan ada banyak insight menarik untuk meningkatkan usaha anda. Tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk anda yang punya usaha diluar industri agrobisnis, karena insight yang diberikan dari narasumber bisa jadi ide segar untuk meningkatkan usaha anda juga.

 

Dalam Seri webinar untuk UMKM dapat berbagi cerita dan mendapatkan masukan mengenai peluang pasar untuk UMKM dari para mentor dan ahli di bidangnya. Untuk Aanda yang ingin bertanya bisa mendapatkan kesempatan untuk bertanya secara Live kepada narasumber yang hadir.

 


Narasumber:

 

MATT DANALAN SARAGIH
Director PT Social Bisnis Indonesia (SOBI)

 

SILVERIUS OSCAR UNGGUL
Ketua Koperasi Telapak dan Presiden Perkumpulan Telapak

 

Fasilitator:

 

DEWI MEISARI
Co-Founder ukmindonesia.id
Ketua Komite Bidang Kajian APINDO

 


Hosted By:

 

BAYU JANITRA W.
CEO TopKarir Indonesia

 

_


SAVE THE DATE

  • Hari, Tanggal: Rabu, 16 September 2020
  • Pukul: 15.00-17.00 WIB
  • Live on Zoom & TopKarir

 

Link Registration
https://bit.ly/daftarUMKM-akademi

 

GRATIS!!!

 

Benefit:
E-Certificate
Ilmu
Relasi

 

Pertanyaan Webinar Minggu Lalu (Seluk Beluk Ragam Jalur Distribusi Produk Tekstil)

Q: Bagaimana strategi memasarkan produk berbahan dasar limbah agar konsumen yakin produk tersebut memiliki kualitas yang baik?

A: Bisa diusahakan untuk memenuhi standar nasional atau internasional, dan juga dari cara mengkomunikasikan kualitas/value proposition barangnya. Misalnya claim bahwa bahan yang dipakai adalah bahan daur ulang plastik, ada pakem-pakemnya yang disetujui oleh industri, bisa diikuti karena ada proses verifikasi kualitas, keamanan, dll. Misalnya untuk komponen materi plastik daur ulang… ada seperti ini:  

Nah kode- kode yang sudah memenuhi standar bisa dicantumkan di label atau kemasan barang Anda.

 

Q: Bagaimana cara membuka usaha sablon dengan modal yang minim?

A: Karena silaturahmi itu memperpanjang rezeki, maka Masuk ke komunitas sablon, cari key partner. Sementara jadi broker dulu sambil ngumpulin modal buat memperbesar aset alat sablon. Karena percuma juga kalau kita punya alat lengkap dan jago nyablon kalau orderannya gak ada :) Silakang kontak @pagerkaos di IG untuk silaturahmi.

 

Q: Bagaimana kriteria produk limbah kain yang dapat diolah Kembali? 

A: Limbah padat (sisa produksi yang dihasilkan dari proses produksi).Sisa produksi yang bisa di diolah

  • sisa benang pada kones,
  • kain sisa (perca),
  • isa bahan tambahan seperti bisban, tali, kerah, busa pelapis, dan cones bekas.

Untuk mempermudah penting untuk mengelompokan Bahan-bahan tersebut sesuai material dan warnanya. Pakaian yang dirancang ulang menjadi baru seperti warna yang sudah usang dicelup dan ditambahkan teknik sablon diatasnya / perubahan bentuk pakaian. 

P.S : ada juga limbah cair tapi tidak dipergunakan oleh Saparo

 

Q: Bagaimana cara memilah tanaman yang dapat diolah menjadi serat alam?

A: Bisa melihat referensi di website Dewan Serat Indonesia - http://www.inafiber.id/ untuk serat-serat apa yang sudah atau sedang dikembangkan, karena prosesnya melewati riset.

 

Q: Bagaimana cara mengawinkan kekuatan produk tekstil  dan kekuatan digital yang membentuk jalur Distribusi Produk Tekstil sehingga marketnya bisa meningkat?

A: Asumsinya teman-teman sudah punya produk dan sudah pernah menggunakan platform penjualan digital ya. Bukan dari nol. 

Step 1) Mulai dengan membuat list: 

  • Dimana target market Anda beraktifitas membeli? Bagaimana biasanya mereka dapat dicapai?
  • Kekuatan/keunggulan Tekstilmu apa yang mau dikedepankan? cocok tidak dengan kebutuhan pasar yg Anda ingin kembangkan?
  • Kekuatan digital yg Anda anggap kekuatan sebenarnya apa? Audience? Traffic? Bulk? Verifikasi? Kemudahan pembayaran?
  • lalu kaji Trend untuk faktor-faktor yg anda anggap kekuatan tadi apa saja? Lakukan riset Anda, observasi kompetitor. Lalu untuk trend, coba dilihat… mana saja yg trend naik/turun/tetap, dan arah trendnya kemana?
  • Lalu buat list lagi…. apa kelemahanmu dari sisi produk & praktek digitalnya, kalau dibandingkan dengan trend yg ada?

Step 2) Renungkan/pelajari strategi “mengawinkan”nya dari hasil mapping step 1 tadi. Tanyakan pada diri Anda, mau distribusi intensif (outlet sebanyak2nya)? selektif (beberapa outlet di channel digital atau lokasi tertentu)? atau eksklusif (sangat targeted ke konsumen spesifik)?  

 

Q: Saya sangat tertarik pada bahan serat alami. Apakah bahan-bahan serat alami tsb bisa kita gunakan? karena biasanya kan UKM belum terlalu banyak produksinya. apakah bisa bahan tersebut dibeli dengan jumlah sedikit?

A: Sampai saat ini serat alam di Indonesia sudah banyak dimanfaatkan untuk industri Tekstil, Kerajinan, Home Décor dan juga untuk Komponen Otomotif. Apabila bapak/ibu ingin membeli bahan tersebut dengan jumlah sedikit bapak/ibu dapat mengunjungi outlet PT. Innatex yang dimiliki oleh Bapak Soetomo Kaoem di Jl. Cikutra no. 24 Bandung atau dapat menghubungi Ibu Kusyati di nomor 081222262463

 

Q: Saya ingin bertanya kepada Ibu Euis Saedah mengenai serat alam. Saya berharap brand saya bisa mengedepankan prinsip sustainable clothing, apalagi utk pembuatan gamis yg bisa dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Bagaimana perkembangan serat alam utk penerapannya dalam produksi saya ya Bu?

A: Sangat bagus jika arahannya ke serat alam. Karena serat-serat alam di Indonesia saat ini sudah banyak di budidayakan dan di proses dari benang hingga menjadi aneka kain dan bahan dari serat alam ini sangat cocok untuk produk gamis yang mengedepankan sustainable clothing. Untuk kedepannya kami Dewan Serat Alam Indonesia optimis bersama dengan pelaku bisnis serat alam dalam supply chain akan dapat mendukung industri fashion

Komentar